Nurul Anam, Sang Penulis Dengan Filosofi Air Mengalir
Nurul Anam merupakan salah satu alumni Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Jember tahun 2008. Sejak mahasiswa dikenal gemar membaca dan menulis. Cita-citanya menjadi penulis hebat. Menurutnya, menulis adalah bekerja untuk keabadian, orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan tenggelam oleh putaran sejarah. Dari sinilah muncul ungkapan menulislah maka kamu akan abadi.
Bagi Anam, penulis hebat itu apabila dia menulis laksana air mengalir. Dia menulis dengan lancar dan berkualitas dari awal sampai akhir, selain itu dia harus memiliki karakter seperti filosofi air mengalir, karena air mengalir memiliki makna karakter istiqomah, ulet, sabar, tegas, kuat, cool, indah, sejuk dan memiliki pengaruh nyata bagi kehidupan manusia di bumi, seperti menghidupkan, menyehatkan, dan mensucikan.
Filosofi ini selau ingin ditanam pada dirinya sejak awal belajar menulis sampai sekarang. Anam mulai belajar menulis sejak Kelas III Madrasah Aliyah (MA) di Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep. Karya awal tulisannya berjudul, “Islam Radikal vs Islam Liberal” diterbitkan di majalah Pesantren An-Nuqayah tahun 2004. Dia mengaku bersyukur bisa jadi santri latee An-Nuqayah, karena di pesantren inilah cita-cita jadi penulis terwujud, laksana gayung bersambut. Kultur literasi dan menulis di Pesantren An-Nuqayah sangat mendukung dirinya jadi penulis. Makanya hingga saat ini, Pesantren ini dikenal sebagai pesantren kawah candradimukanya penulis, baik nasional maupun internasional.
Lulus dari MA An-Nuqayah, Pria yang lahir 01 September 1986 di Sumenep melanjutkan semangat belajar menulis di STAIN Jember pada tahun 2004, mengambil Prodi PAI Jurusan Tarbiyah. Selama kuliah, dia terus mengasah kemampuan menulisnya dengan banyak belajar secara langsung dan tidak langsung kepada beberapa dosen, diantaranya; Alm. Pak Walid, Pak Rofik, Pak Hepni, Pak Nur Solikhin, Prof. Halim, Pak Amal, Pak Win Bernadin, Pak Faizin, Pak Imin, Pak Didin, Prof. Titiek Rohana, Ibu Mislikhah,dan Ibu Rodliyah.
Selain belajar kepada dosen di STAIN Jember, Anam juga belajar secara otodidak melalui jalur akademik dan non akademik. Khusus jalur non akademik, dia aktif di organisasi intra dan ekstra kampus, di organisasi intra kampus aktif di HMJ Tarbiyah dan Dema, sedangkan di ekstra kampus aktif di PMII STAIN. Herannya di organisasi dia selalu menduduki jabatan yang tidak jauh dari dunia tulis menulis.
Selama jadi mahasiswa, banyak karya yang dihasilkan baik berbentuk artikel ilmiah maupun hasil penelitian, tulisannya banyak dimuat di Radar Jember, Radar Madura, Majalah, Bulletin dan Jurnal. Di antara karyanya berjudul modernisasi pesantren perspektif Nurcholish Madjid. Karya ini berbentuk skripsi dan mendapat penghargaan sebagai skripsi terbaik di STAIN Jember tahun 2008.
Setelah lulus dari STAIN Jember, Anam melanjutkan S2 Prodi Teknologi Pembelajaran di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2009 dan lulus tahun 2012. Pada waktu kuliah S2, Anam terus semangat menulis, banyak prestasi yang diraih karena tulisannya, diantaranya: 1) Tahun 2009 juara II LKTI tingkat dosen se-Jawa Timur, Bali dan NTB , 2) Pemateri dosen termuda di acara The 9th annual conference on Islamis studies (ACIS) sekarang AICIS di STAIN Surakarta dengan judul artikelnya; Desekularistik-Implementatif sebagai paradigma baru masa depan pendidikan UIN: dari islamisasi sains sampai optimalisasi jaring laba-laba keilmuan teoantroposentris-integralistik dan learning pyramid oriented”; dan 3) Penelitian tingkat nasional tahun 2010; berjudul Pengembangan Multimedia Berbasis CBI (Computer Based Instruction) di kelas ula LPBA Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember, diterima dan dibiayai oleh Diktis Kemenag RI .4) pemateri dan peneliti di forum ilmiah dan kompetisi penelitian dan pengabdian tingkat nasional dan internasional di Pascasarjana UIN Bandung. 5) pemateri di Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (APIUM) Malaysia. 6). Pemateri Puslitbang Kemenag RI, Diktis Kemenag RI.
Selain aktif menulis, Anam juga aktif mengamalkan ilmunya di lembaga formal dan non formal (masyarakat). Di lembaga formal menjadi dosen IAI Al-Qodiri Jember dan pernah menjabat sebagai Ketua P3M, Kaprodi PAI, Kajur Tarbiyah dan sekarang menjabat Wakil Rektor III. selain di IAI Al-Qodiri, pernah mengajar di IAIN Jember, IKIP PGRI Jember. Sementara di non formal (masyarakat), menjadi pengurus ikatan sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) cabang Jember. Ketua lembaga komunitas yatim dan miskin Al-Ma’un Bangsalsari Jember.
Tidak puas dengan capaian prestasi yang diraih saat ini, untuk memperdalam ke-ilmuannya, pada Tahun 2015 melanjutkan kuliah S3 prodi teknologi pembelajaran di Universitas Negeri Malang. Di saat kuliah S3 dia tetap konsisten menulis dan aktif diberbagai forum ilmiah, diantaranya; menjadi pemateri tingkat nasional dan internasional di forum AnComs Kopertais IV Surabaya, ICE Pascasarjana UM Malang, ICET FIP UM Malang, dan AICIS Diktis Kemenag RI.
Saat ditanya berapa karya yang telah dihasilkan? Anam menjawab ada kurang lebih 74 karya. Di antaranya; 7 karya berstandar internasional, 9 penelitian dan pengabdian, 7 buku, 7 artikel di Koran, 6 artikel di majalah dan bulletin, 37 artikel penelitian di jurnal terindeks sinta, dan 1 artikel hasil penelitian diterima dan diterbitkan di SAGE Journals Amerika Serikat (USA) bernama The Jounal of Special Education yang terindeks Q1 Scopus.
Capaian prestasi yang diraih Anam saat ini, tentu tidak datang sendiri. Dia mengisahkan banyak onak dan duri merintangi, hal itu pernah dirasakan saat jatuh-bangun menempuh pendidikan S2 Dan S3. Namun baginya apapun yang terjadi garis kehidupan harus tetap dijalani, hidup harus bergerak laksana air mengalir, Jika terhambat, cari aliran lagi, jika jatuh, berdiri lagi, jika kalah mencoba lagi jika gagal bangkit lagi begitulah perjuangan hidup sampai Tuhan berkata sudah “waktunya untuk pulang”.
Awalnya Anam kurang yakin bisa mencapai prestasi seperti saat ini, tapi Alhamdulillah berkat riyadah lahir batin, doa, kesabaran, ketekunan,dukungan dari keluarga serta dorongan dari para sahabat, keraguan itu hilang berubah menjadi keyakinan bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan sukses. (Hatta)