Dalam Kuliah Umum Virtual Prodi Pendidikan Agama Islam, Banyak Hal yang Dipersoalkan Narasumber
Dalam Kuliah Umum Virtual Prodi Pendidikan Agama Islam, Banyak Hal yang Dipersoalkan oleh Narasumber
Jember- Prodi Pendidikan Agama Islam mengadakan kuliah umum secara virtual pada Sabtu, 24 Oktober 2020. Fajar Ahwa selaku Kaprodi PAI menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk mengembangkan potensi mahasiswa PAI agar nantinya menjadi pendidik yang profesional. "Webinar atau kuliah umum virtual ini untuk menyiapkan mahasiswa kita agar menjadi pendidik yang profesional. Ini penting, agar mahasiswa nanti siap menghadai situasi apa pun," jelasnya. Acara yang diselenggarakan oleh Prodi PAI dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember, Mukni'ah. Menurutnya, pandemi memberi pelajaran bagi pendidik dan peserta didik untuk mengikuti teknologi dalam mencari informasi. Kuliah umum yang diikuti ratusan peserta dari mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam ini mengusung tema “Era Baru Pendidikan Islam Masa Pandemi Covid-19”.
Muhammad Zain, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Islam, yang menjadi narasumber dalam kuliah umum menekankan bahwa era new normal ini semua harus berubah, termasuk di pendidikan Islam kita. Dalam hal ini, ada tigal hal tantangan akademik yang harus diperhatikan.
Pertama, Kampus harus sebagi penggerak literasi. Menurutnya, ini merupakan temuan penelitian bahwa Indonesia ini minat bacanya masih rendah secara nasional. Kedua, lembaga pendidikan Islam harus menjadi tempat pendidikan karakter dan saint. Dalam hal ini, Muhammad Zaini mengajak untuk merenungkan pernyataan K. H. Hasim Muzadi, “ Di Indonesia banyak orang pintar, namun yang kurang adalah orang yang bener”.
Ketiga, kampus harus menjadi penyemai integrasi ilmu seperti ulama terdahulu antara saint dan agama. Menurutnya, penting untuk melihat kembali ulama pendahulu seperti walisongo yang berdakwah dan tetap memahami saint.
Sementara itu, Mustofa Fahmi, Kepala Seksi Bina Guru MI/ MTs Kemenag RI, yang menjadi narasumber kedua menjelaskan adanya peran dari kampus untuk lebih menghasilkan SDM yang unggul. Menurutnya, diperlukan adanya Akomodasi dari sisi SDM dan infrastruktur untuk melaksanakan Program Pendidikan Profesi (PPG). Untuk itu penting adanya persiapan bagi calon peserrta PPG agar hasilnya lebih optimal. Hal ini penting, karena masih banyak peserta PPG yang tidak lulus. Padahal, kelulusan ini penting karena sangat berkaitan dengan sertifikasi guru. Untuk saat ini masih ada 9.946 guru PNS madrasah yang belum sertifikasi dan ada 382.137 guru non-PNS yang belum impasing dan belum sertifikasi. (Shidiq)