Tidak Malu Bekerja di Toko, Gadis Asal Banyuwangi Bisa Masuk Prodi PAI IAIN Jember
Tidak Malu Bekerja diToko, Gadis Asal Banyuwangi Bisa Masuk Prodi PAI IAIN Jember
Berpangku tangan di saat waktu luang bukanlah pilihan. Rupanya prinsip itu dijadikan pegangan oleh mahasiswi baru kelahiran Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Mei Lestari. Ia membuktikan bahwa terlahir dari keluarga sederhana bukan alasan untuk tidak kuliah.
Selama ini, mahasiwa baru (maba) yang akrab dipanggil Mei ini selalu menghabiskan Sabtu-Minggunya bekerja sebagai pelayan toko di Pasar Srono Banyuwangi. Di sana ia membantu menjualkan pakaian milik bosnya. Saat dikonfirmasi berapa pendapatan per bulannya, ia bercerita ia mendapatkan Rp650.000,00. “Memang tidak banyak, namun dengan uang itu bisa ditabung,” katanya. Ia bisa meringankan pembayaran UKT-nya yang harus dibayar di awal masuk sebesar 1,7 juta. Dari hasil jerih payahnya, ia hanya meminta bantuan orang tuanya sebesar Rp700.000,00.
Rupanya Mei sudah bekerja sejak ia mendaftar kuliah di IAIN Jember. Ia berpikir harus membantu orang tuanya dalam membayar uang kuliah tunggal (UKT) seandainya diterima. Ternyata, lewat jalur SPAN-PTKIN ia benar-benar bisa menjadi bagian dari IAIN Jember di Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Mei menuturkan bahwa penghasilan Orang tuanya yang menekuni pekerjaan membuat peti buah hanya pas-pasan untuk kehidupan sehari-hari. Padahal, ia sangat ingin kuliah.
Akhirnya, ia bertekad mencari pekerjaan dan ia mendapatkannya sebagai pelayan toko di pasar. Namun demikian, gadis kelahiran 28 Mei 2002 dari pasangan Bapak Surip dan Ibu Lilik tetap bertekad mengutamakan kuliahnya. Saat kuliah sudah aktif, Mei hanya bekerja di hari Sabtu-Minggu saja. Dengan begitu, kuliahnya tidak keteteran. Mei akhirnya juga terpilih sebagai mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Hal itu lah yang semakin menyemangatinya untuk berprestasi saat kuliah. (Shidiq)